Seperti tahun-tahun sebelumnya, Tarpala Wanasetya kembali mengadakan ekspedisi untuk melantik Anggota Muda Wanasetya menjadi Anggota Tetap Wanasetya. Ekspedisi kali ini dilaksanakan di Gunung Merbabu pada 18-20 September 2017. Gunung Merbabu merupakan Gunung yang memiliki ketinggian 3142 mdpl. Secara administratif gunung ini masuk kedalam wilayah Magelang, Boyolali, Salatiga, dan Semarang. Gunung Merbabu selain terkenal dengan aksesnya yang mudah, juga terkenal dengan pemandangannya yang indah dan memanjakan mata.

Dalam mendaki Gunung Merbabu ini terdapat beberapa jalur yang bisa dilalui. Pada pendakian kali ini, tim kami mendapat kesempatan untuk mendaki Gunung Merbabu melalui jalur Cuntel. Dalam pendakian via Chuntel tim kami beranggotakan 14 orang, yaitu :

  1. Kak Sigit ( Ringin )
  2. Kak Inggit ( Molen )
  3. Kak Dewi ( Lanting )
  4. Kak Rahman ( Kempas )
  5. Akhadi ( Udip )
  6. Fery ( Odet )
  7. Taufiq ( Eru )
  8. Bhakti ( Iwul )
  9. Kholis ( Gesing )
  10. Krisnadi ( Aru )
  11. Sindy ( Santu )
  12. Ana ( Sipit )
  13. Qadri ( Entong )
  14. Isa ( Awo )

Sebelum perjalanan kami dimulai, kami berkumpul terlebih dahulu di depan kampus STMKG untuk melakukan pengecekan perlengkan dan anggota.  Setelah dirasa semuanya sudah lengkap, untuk mengawali perjalanan kami maka kami berdoa bersama supaya perjalanan yang akan kami lewati lancar dan tanpa kendala yang berarti. Pukul 15.00 WIB Kami berangkat menuju terminal Ciledug menggunakan angkot yang sudah kami pesan. Perjalanan menuju terminal Ciledug memakan waktu satu jam. Sesampainya di terminal, kami berbelanja bekal perjalanan dan menunaikan kewajiban bagi yang muslim.

 Kami berangkat menggunakan Sumber Alam dengan tarif Rp100.000 per orang. Tepat pukul 16.30 kami melaju menuju terminal Tidar di Magelang. Putaran roda bus selama 12 jam pun membawa kami tiba di Terminal Magelang. Perjalanan selanjutnya dilanjutkan menggunakan truk pasir yang kami sewa. Sembari menunggu kedatangan truk, kami mengecek logistic yang kami bawa dan menjalankan kewajiban sholat. Tidak lama setelah kami selesai sholat, truk yang kami pesan sudah datang menjemput kami.

Sepanjang perjalanan dari terminal Magelang menuju basecamp, udara pagi tanah Magelang menyapa kami dengan manja, badan yang semula lelah akan perjalanan terasa segar kembali. Selama perjalanan kami melihat banyak pepohonan hijau dan ladang-ladang milik warga, selain itu terlihat juga beberapa pos pendakian lain Gunung Merbabu. Sekitar pukul 07.00 WIB truk pun tiba di basecamp Wekas untuk mengantarkan tim Wekas. Setelah tim Wekas turun, kami pun melanjutkan perjalanan menuju basecamp Cuntel.

Dalam perjalanan menuju Cuntel, tanpa diduga truk yang kami naiki harus terhenti di Umbul Songo karena perbaikan jalan. Karena tidak memungkinkan untuk dilewati, akhirnya truk putar balik melewati jalur lain. Truk  berputar melewati Thekelan dan perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki memutari bukit menuju Cuntel selama 45 menit.

IMG_20170919_090542

Kami tiba di basecamp Cuntel pukul 08.30 WIB dan disambut hangat oleh Mas Wiwit selaku penanggung jawab basecamp Chuntel. Tak mau berlama-lama di  basecamp, kami bergegas mengisi perut yang kosong di warung dekat basecamp. Sarapan pagi ini ditemani pemandangan kebun sayur milik warga dari ketinggian 1800 mdpl dan puncak gunung Merbabu yang terlihat di depan mata kami. Setelah selesai sarapan, kegiatan dilanjutkan dengan bhakti sosial ke TK Penabur dan TK Baiturrahman dengan memberikan buku tulis, buku mewarnai, buku bacaan, dan pensil warna. Donasi ini diperoleh dari donasi taruna/i STMKG yang berbesar hati mau berbagi kepada adik-adik di daerah Cuntel. Dengan dilakukannya kegiatan ini diharapkan dapat membantu generasi bangsa dalam proses belajar.

Basecamp – Pos Bayangan 1

Kami melakukan regristrasi terlebih dahulu dengan biaya regristasi Rp11.500 per orang. Setelah regristasi selesai, kami mendapat sedikit pengarahan dari Mas Wiwit dan berdoa bersama agar diberi kelancaran dan keselamatan. Kami berangkat dari basecamp pukul 10.30 WIB. Selama perjalanan dari basecamp kami melewati daerah perkampungan dan perkebunan penduduk. Sepuluh menit kemudian kami mulai memasuki kawasan hutan gunung Merbabu. Sekitar pukul 12.00 WIB kami sampai di pos bayangan 1. Pos bayangan 1 berada di sisi kiri jalur pendakian. Di pos ini ditandai dengan bangunan yang bisa digunakan untuk berteduh. Sejenak kami beristirahat dan melaksanakan shalat dhuhur. Setelah semua selesai, kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju pos bayangan 2.

G

Pos Bayangan 1 – Pos Bayangan 2

Jalanan menuju pos bayangan 2 trek sedikit menanjak. Kami membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di pos bayangan 2. Pukul 13.45 WIB kami tiba di pos bayangan 2. Tidak ingin membuang banyak waktu di pos ini, kami segera melanjutkan perjalanan kami menuju pos 1.

Pos Bayangan 2 – Pos 1

Perjalanan menuju pos 1 kami masih ditemani pepohonan di hutan Gunung Merbabu ini dengan trek yang masih sama dengan trek sebelumnya. Hanya saja, jalur yang kami lalui semakin terjal dan sempit. Sekitar 45 menit berjalan akhirnya pukul 14.30 WIB kami tiba di pos 1. Seperti pada pos-pos sebelumnya di pos 1 ini kami beristirahat sejenak untuk memulihkan sedikit tenaga kami. Setelah dirasa cukup kami segera melanjutkan perjalanan menuju pos 2.

 Pos 1 –  Pos 2

Tidak ingin membuang banyak waktu kami segera melanjutkan perjalana menuju pos 2.  Trek yang kami lewati masih sama dari sebelumnya. Setelah berjalan sekitar 1 jam kami tiba di pos 2. Seperti biasanya kami beristirahat sejenak di pos 2 ini. Sambil menikmati pemandangan yang ada disekitar kami.

Pos 2 – Pos 3

Perjalanan menuju pos 3 melewati medan yang lebih terbuka dari sebelumnya. Trek yang dilalui juga lebih menanjak dengan jalur pasir dan hangatnya mentari siang. Selama perjalanan menuju pos 3 ini, kami dapat melihat pemandangan yang lebih indah dari sebelumnya. Setelah berjalan 1 jam, kami tiba di pos 3 pukul 15.30 WIB.  Pos 3 ini cukup luas dan bisa untuk mendirikan tenda, tapi kami memilih untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 4.

Pos 3 – Pos 4

Sepanjang perjalanan menuju pos 4 atau biasa disebut pos pemancar karena pada pos ini terdapat tower pemancar. Selama perjalanan  jalur yang kami lewati lebih menanjak dan terjal dari sebelumnya. Medan yang dilalui berupa tanah berpasir sehingga membuat perjalanan semakin sulit. Beratnya medan ini akan terbayarkan dengan pemandangan medan terbuka yang kami dapat sehingga tidak menyurutkan semangat kami untuk mencapai tujuan kami. Kami tiba di pos 4  sekitar pukul 16.30 WIB. Tak mau melewatkan momen, kami sejenak beristirahat sembari melihat pemandangan sekitar yang memanjakan mata. Setelah selesai, perjalanan dilanjutkan menuju helipad untuk camping.

Pos 4 – Helipad

Beranjak dari pos 4, jalanan mulai menurun. Hamparan jalan tersaji di sela-sela rerumputan hijau yang indah. Tidak membutuhkan waktu lama kami sampai di helipad. Helipad merupakan jalur pertemuan antara jalur Thekelan, Cuntel, dan Wekas. Setibanya di helipad kami disambut oleh tim wekas yang telah sampai terlebih dahulu. Di helipad kami beristirahat sejenak dengan menikmati sunset bersama-sama dengan keluarga kecil kami. Sadar akan hari yang semakin gelap, kami segera mendirikan tenda di helipad untuk bermalam dan melepas lelah. Malam pun akhirnya datang gelap menyelimuti langit. Api unggun pun tak ketinggalan hadir menghangatkan tubuh kami di malam ini.

IMG_20170919_173038

Helipad – Puncak

Pukul 03.00 WIB kami bangun dan bersiap untuk berangkat menuju puncak. Sekitar pukul 04.30 WIB kami pun berangkat. Satu jam berjalan, kami berhenti sejenak untuk melaksanakan shalat subuh. Setelah shalat, kami segera berjalan dengan iringan sunrise setiap langkahnya. Trek yang dilalui berupa batuan terjal, berdebu, menanjak, dan curam. Untuk mencapai puncak kenteng songo, kami harus melewati jembatan setan dengan merayap pada tebing. Medan memang berat, namun semua akan terbayar nantinya. Dari Puncak Kenteng Songo, kami dapat melihat dengan jelas gagahnya Merapi yang tak pernah ingkar janji, gunung Sindoro, dan gunung Sumbing yang selalu berdampingan.

Beranjak dari puncak Kenteng Songo, kami bergegas menuju puncak Triangulasi. Di sinilah dilakukan prosesi untuk melantik kami dari Anggota Muda Wanasetya menjadi Anggota Tetap Wanasetya angkatan XIV.. Prosesi dilakukan dengan sambutan dari kakak kakak pendamping dan pengucapan janji kami kepada Wanasetya, dilanjutkan dengan penyematan kemeja lapangan dan pemberian nama lapangan.

Perjalanan Turun

Setelah prosesi selesai kami segera turun melalui jalur Selo. Trek yang kami lewati berupa jalur yang licin, curam, dan berdebu. Hamparan sabana dengan jalanan seperti geger sapi menjadi santapan kami di sepanjang jalan. Setibanya kami di sabana 2, kami beristirahat untuk melepas lelah dan mengisi perut yang sedari pagi kosong. Setelah selesai selesai, perjalanan turun dilanjutkan dan akhirnya kami tiba di basecamp selo pukul 13.45 WIB. Setibanya di sana kami segera membersihkan diri dan menunggu pick up yang akan menjemput kami. Tepat pukul 16.30 WIB, mobil pick up pun dating dan membawa  kami menuju stasiun untuk kembali menuju rumah masing-masing.

F

Setiap langkah yang kita pijak adalah keputusan yang kita ambil. Setiap keputusan yang diambil perlu langkah awal untuk memulainya. Puncak bukanlah keputusan maupun kepastian. Tetapi proses menuju puncak yang menentukan.

Terima kasih

~Terik Tenjolaya~

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Tarpala Wanasetya kembali mengadakan ekspedisi untuk melantik Anggota Muda Wanasetya menjadi Anggota Tetap Wanasetya. Ekspedisi kali ini dilaksanakan di Gunung Merbabu pada 18-20 September 2017. Gunung Merbabu merupakan Gunung yang memiliki ketinggian 3142 mdpl. Secara administratif gunung ini masuk kedalam wilayah Magelang, Boyolali, Salatiga, dan Semarang. Gunung Merbabu selain terkenal dengan aksesnya yang mudah, juga terkenal dengan pemandangannya yang indah dan memanjakan mata.

Ada beberapa jalur yang bisa dilewati untuk menyusuri Gunung Merbabu yaitu via Wekas, via Selo, via Cuntel, via Tekelan dan via Suwanting. Pada pendakian kali ini, tim kami mendapat kesempatan melewati sisi utara Merbabu tepatnya via Wekas, Magelang. Jalur ini terkenal dengan treknya yang lebih pendek dari jalur lain dan lebih menanjak. Anggota tim kami yaitu :

  1. Kak Ma’fuf ( Bulang )
  2. Kak Syatira ( Rangkung )
  3. Kak Hilmi ( Gethuk )
  4. Kak Brilian ( Lemet )
  5. Elang ( Buluh )
  6. Rasyid ( Etok )
  7. Iqbal ( Cowe )
  8. Sandy ( Egog )
  9. Ucil ( Oge )
  10. Arya ( Daang )
  11. Afi ( Lamu )
  12. Shifa ( Olang )
  13. Alfan ( Epek )
  14. Ajo ( Aron )

 

Senin, 18 September 2017

Perjalanan kami mulai dengan berkumpul lengkap di depan Kampus STMKG pada pukul 15.00. Dari titik ini, kami akan berangkat menuju terminal Ciledug menggunakan angkot yang sudah kami pesan sebelumnya. Perjalanan menuju terminal Ciledug kurang lebih memakan waktu 1 jam. Setibanya di sana, kami sempatkan untuk beribadah dan membeli bekal. Kami berangkat menuju Terminal Tidar, Magelang menggunakan bus Sumber Alam dengan tarif 100rb per orang. Tepat pukul 16.30 WIB, bus pun berjalan menuju Magelang. Perjalanan menuju Magelang kurang lebih menghabiskan waktu 12 jam.

 

Selasa, 19 September 2017

Keesokan harinya, kami sampai di terminal Tidar. Udara sejuk pagi sektika menyapa ketika ke luar dari bus. Dari terminal ini, kami akan beranjak menuju basecamp Wekas menggunakan truk. Sembari menunggu kedatangan truk, kami sejenak meluruskan kaki dan menunaikan ibadah. Tepat pukul 05.30 WIB, kami pun berangkat menuju Wekas. Dalam perjalanan ini, Rangkung berangkat terpisah dari rombongan karena ada keperluan lain.

Perjalanan menuju wekas, menyajikan pemandangan yang jarang sekali kami rasakan di Jakarta. Udara sejuk, pohon-pohon hijau di pinggir jalan, dan no macet pastinya. Sempat terlihat beberapa pos pendakian Gunung Merbabu saat berada di truk, membuat kami semakin penasaran ingin melihat secara langsung lebih dekat. Kurang lebih 1jam kami berada di truk, basecamp sudah ada di depan mata. Basecamp Kang Aan namanya.

Sejauh mata memandang sejak kedatangan kami di basecamp, tak nampak kehadiran Rangkung.  Sembari menunggu kehadiran Rangkung, kami gunakan untuk beristirahat dan bersih-bersih diri. Setelah Rangkung datang, kami berkumpul untuk sarapan dan melakukan registrasi dengan biaya 18.000/orang. Setelah itu, dilanjutkan dengan bakti sosial di TK Wekas yang tak jauh dari basecamp Kang Aan. Bakti sosial dilakukan dengan membagikan beberapa buku tulis, buku membaca, dan pensil warna kepada adik-adik ini. Selain itu, kami mengadakan game yang tujuannya mengajak adik-adik untuk memunguti sampah-sampah yang ada di sekitar TK. Kami berharap game ini dapat mengajarkan adik-adik penerus bangsa ini untuk menjaga dan menghargai lingkungan sekitar. Setelah acara selesai, kami siap untuk bersilaturahmi dengan Merbabu, dan tak lupa kami berdoa untuk kelancaran acara kali ini.

WhatsApp Image 2017-09-22 at 06.30.43

Basecamp – Pos1

Kami berangkat sekitar pukul 09.30 dari basecamp dengan penuh semangat yang membara. Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan pemukiman dan ladang penduduk yang agak menanjak. Selepas itu trek mulai berupa tanah padat di sekitar hutan pinus yang asri dan menanjak hingga ke pos1. Pos1 ini tempatnya tidak terlalu luas, hanya memuat sekitar 3 tenda saja. Kami beristirahat sejenak di sini.

B

Pos1 – Pos2

Setelah cukup istirahat, kami melanjutkan kembali perjalanan menuju pos2. Trek dari pos1 menuju pos2 masih sama, tanah padat dan menanjak dan membutuhkan tenaga ekstra untuk melewatinya. Di sini, banyak terdengar suara gemericik air dari pipa-pipa yang menjalar di sepanjang jalur pendakian. Sesekali kami mengisi botol kami yang sudah berkurang dari pipa-pipa yang bocor. Kami sampai di pos2 sekitar pukul 11.40. Tampak beberapa tenda sudah berdiri tegak disini. Memang pos2 ini tempat yang strategis untuk mendirikan tenda karena tempatnya yang terbuka dan datar.

Sambil menunggu waktu dzuhur, kami beristirahat. Kami juga sempat bertemu dengan beberapa pendaki yang baru turun dari puncak dan berbagi sedikit pengalamannya kepada kami. Setelah adzan berkumandang, kami melaksanakan sholat dzuhur. Setelah itu, sekitar pukul 13.00, kami bersiap dan melanjutkan perjalanan menuju ke perbatasan kabupaten.

C

Pos2 – Perbatasan

Trek selepas pos2 ini berupa bebatuan bercampur dengan tanah yang menanjak, dan vegetasi di jalur ini juga semakin terbuka. Sekitar 1.5 jam berjalan akhirnya kami sampai di perbatasan kabupaten yang merupakan pertigaan bertemunya jalur Thekelan, Cuntel, dan Wekas. Di sini, kami berhenti untuk beristirahat dan menunggu tim Cuntel untuk mendirikan tenda bersama. Cukup lama kami menunggu, mungkin karena memang Wekas adalah jalur yang lebih pendek dari jalur lainnya, sehingga tim kami sampai lebih dulu dari tim Cuntel. Sembari menunggu, kami mencari tempat yang tepat untuk mendirikan tenda. Dari sini nampak pos pemancar dan juga indahnya Gunung Kukusan. Sekitar pukul 16.30 tim Cuntel datang dan kami langsung mendirikan tenda di lokasi datar di bawah pertigaan.

Di sini, kami mendapatkan sunset yang sangat indah. Masya Allah.. Tak lupa kami abadikan moment langka ini. Setelah itu, kami mempersiapkan untuk makan malam dan membuat api unggun untuk menghangatkan diri dari dinginnya angin malam ini. Lalu, kami menunaikan ibadah sholat maghrib. Dan dilanjutkan dengan bercerita dan sedikit merumpi dengan ditemani energen hangat yang kami buat. Setelah menghabiskan se-nesting energen, kami memutuskan untuk beristirahat mengingat besok kami akan muncak pagi-pagi.

D

 

Rabu, 20 September 2017

Perbatasan – Puncak

Sekitar pukul 3 pagi, kami bangun dan bersiap-siap bebenah untuk berangkat menuju puncak. Sekitar pukul 04.30 kami berangkat. Setelah berjalan sekitar 1 jam, pukul 05.30 kami berhenti untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat kami melanjutkan perjalanan yang diiringi sunrise. Trek perjalanan dari perbatasan ini berupa batuan terjal, berdebu, menanjak, dan curam. Sebelum mencapai puncak Kenteng Songo, kita harus melewati Jembatan Setan yang ekstrim dengan merayapi tebing. Namun, semua itu akan terbayarkan saat sampai di puncak Kenteng Songo yang berada di ketinggian 3142 mdpl ini. Nampak jelas Gunung Merapi yang gagah menantang, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang berdampingan, dan dengan udaranya yang sangat sejuk. Tak hentinya kami berucap syukur atas segala keindahan alammu ini ya Allah.

E

Setelah mengambil beberapa potret foto, kami berpindah menuju puncak Triangulasi. Di puncak inilah kami dilantik menjadi anggota tetap Wanasetya yang diawali dengan melantangkan janji kami untuk terus merpererat kekeluargaan kami, melanjutkan apa yang telah di ajarkan kakak kakak di Wanasetya serta memperbaiki hal hal yang dirasa perlu. Semua itu demi rasa bakti kami kepada Wanasetya dan dilanjut dengan penyematan Si Hitam Penyemangat(Kemeja Lapangan) dan pemberian nama lapangan.  Akhirnya kami resmi menjadi anggota tetap Wanasetya angkatan XIV. Alhamdulillah..

Perjalanan Turun

Setelah prosesi pelantikan selesai, kami langsung turun dari puncak Triangulasi via Selo. Trek yg curam, licin, dan berdebu ini tidak kami indahkan, karena rasa senang dan bangganya kami di saat pertama mengenakan Si Hitam Penyemangat ini. Saat di Sabana2 kami memutuskan untuk membuat sarapan pagi, dengan menu sayur sop dan sarden. Terasa nikmat sekali. Lalu, kami melanjutkan perjalanan turun. Sekitar pukul 13.45 kami sampai di Basecamp Selo. Kami langsung bersih-bersih diri dan menunaikan sholat dzuhur di basecamp. Dari basecamp, kami menaiki mobil pick up untuk menuju stasiun dan melanjutkan kegiatan masing-masing.

F

Memang tidak mudah mendaki Gunung Merbabu, butuh perjuangan dan kesabaran. Tapi, yakinlah suatu hal luar biasa sedang menunggumu di balik setiap perjuangan dan rasa sabar yang kamu jalani. Karena, bila saat nya telah tiba ia akan membuatmu terpana hingga kamu lupa betapa pedihnya rasa sakit.

Terimakasih

~Terik Tenjolaya~

Laporan Bakti Sosial Wanasetya

Posted: September 24, 2017 in Uncategorized

WhatsApp Image 2017-09-22 at 06.30.43

Kami dari Wanasetya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam kegiatan Bakti Sosial pada Selasa, 19 September 2017.

Rincian donasi yang telah disalurkan sebagai berikut :

Daerah Cuntel :
1. TK Penabur :
30 Buku Tulis, 2 buku gambar mewarnai, 14 buku bacaan dan 9 pensil warna
2. TK Baiturrahman :
29 Buku Tulis dan 7 Buku Bacaan

Daerah Wekas :
1. TK wekas
32 Buku tulis, 10 Buku bacaan, 3 buku mewarnai, 21 pensil warna

Semoga apa yang telah didonasikan dapat bermanfaat bagi para penerus bangsa di daerah Wekas dan Cuntel serta bagi yang berpatisipasi mendapat balasan berupa limpahan rahmat dari-Nya, Aamiin

Salam Lestari !
Wanasetya! HUHA!

nhsjkf

Jumat, 15 September 2017, beberapa anggota muda Wanasetya melakukan kunjungan ke PMPA ALPINISTE STIE Ahmad Dahlan yang berada di daerah Ciputat, Jakarta Selatan. Peserta kunjungan kali ini adalah Feri Andri Wijaya, Krisnadi Pandu, Rasyid Sidik Prabowo, dan Shifa Tri Wardani. Kami berangkat pukul 10.00 wib dan sampai sekitar pukul 10.40 wib. Disana kami hanya bertemu dengan seorang anggota dari ALPINISTE yaitu Kak Sondang Romian Mery Natahayu (Muse) angkatan 2015 dikarenakan yang lainnya sedang tidak berada di kampus. Kunjungan ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi  terhadap sesama organisasi pecinta alam di daerah Tangerang Selatan, serta berbagi pengalaman baik pengalaman dalam kegiatan maupun organisasi.

PMPA ALPINISTE merupakan salah satu organisasi di STIE Ahmad Dahlan Jakarta yang bertempat di Jl. Ciputat Raya No. 77 Cireundeu, Ciputat, Jakarta Selatan. Organisasi ini memiliki motto “SATYA PRASAJA”, yang berarti loyalitas keatas, kesamping, dan kebawah disertai dengan tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebihan. ALPINISTE dibentuk tahun 1990 dengan nama MAPERPALA ( Mahasiswa Perbankan Pecinta Alam ). Namun, pada 27 November 1999 berubah menjadi ALPINISTE seiring dengan perubahan nama Sekolah Tinggi tersebut dari Akademi Keuangan Dan Perbankan Muhammadiyah menjadi STIE Ahmad Dahlan. Sejak tahun berdirinya, hingga saat ini ALPINISTE telah banyak meraih prestasi baik di dalam maupun diluar daerah.

Di sana kami saling bercerita dan berbagi pengalaman masing-masing organisasi kami. Menurut Kak Sondang, untuk menjadi anggota ALPINISTE ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh calon anggota ALPINISTE (dibaca:Cupel) untuk menjadi seorang PDH atau anggota tetap ALPINISTE. Yaitu diksar, pendalaman materi (sejenis dikjut), dan ekspedisi. Pada awalnya, dilakukan perekrutan oleh anggota ALPINISTE kepada adik-adik yang ingin bergabung dengan organisasi ALPINISTE. Setelah beberapa waktu yang telah ditentukan dilanjut dengan Diksar (Pendidikan Dasar), dari sini mereka mendapat slayer tanda bahwa mereka telah menjadi anggota muda ALPINISTE. Setelah itu ada Pendalaman Materi, dan Ekspedisi. Di Ekspedisi inilah mereka baru mendapat gelar PDH. Setelah mendapat gelar PDH, mereka akan dimasukkan ke divisi yang ada di organisasi ALPINISTE ini atau yang disebut “Spesialisasi”. Divisi yang ada di ALPINISTE ini meliputi Caving, Gunung dan Hutan, rafting, Lingkungan Hidup, dan Climbing. Untuk latihan rutinnya sendiri sekali dalam seminggu, tidak menentu antara hari senin sampai kamis.

Berdasarkan hasil kunjungan yang telah kami lakukan, ALPINISTE memiliki kekeluargaan yang erat dan bersahaja. Setiap hari mereka menyempatkan untuk berkumpul di tempat yang mereka sebut dengan “Hotel ALPINISTE” baik senior maupun junior. Entah hanya sekedar ngopi, bercerita, bermain climbing, ataupun yang lainnya. Dan dari mottonya pun “loyalitas ke atas, ke samping, ke bawah disertai dengan tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebihan” yang menggambarkan bahwa mereka itu bersahaja.

Terima kasih ALPINISTE!

Salam Lestari!
Wanasetya! Huha!

KUNJUNGAN WANASETYA KE STAPALA

Posted: September 15, 2017 in Uncategorized

hkj

Rabu, 13 September 2017 Anggota Muda Wanasetya melakukan kunjungan ke STAPALA. STAPALA adalah Kelompok Pencinta Alam di Politeknik Keuangan Negara STAN. Sifat keanggotaan STAPALA berlaku seumur hidup. Hal tersebut menjadikan alumni tetap selalu berperan aktif dalam banyak kegiatan. STAPALA didirikan pada tanggal 24 November 1979, dan sekarang sudah menginjak umur yang ke-38 tahun.

Wanasetya mengadakan kunjungan dalam rangka silaturahmi sesama anggota pecinta alam di Tangerang Selatan. Selain itu, kunjungan ini diharapkan dapat menjadi wahana berbagi pengalaman baik dalam kegiatan maupun organisasi. Peserta kunjungan ini diataranya adalah Muhammad Isa Al Anshory, Elang Sinaran Damai, Nurkholis, Muhamad Arya Darmawan, Taufiqurahman, Yusriel Ihza, dan Sindy Maharani.

Kunjungan dilakukan pada pukul 14.00 WIB di mana kami langsung menuju ke Basecamp STAPALA dan disambut hangat oleh anggota STAPALA. Di sana mereka berbagi mengenai kegiatan tahunan dari STAPALA, yaitu :

  1. STAPALA membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru untuk bergabung menjadi anggota baru setiap tahunnya. Mahasiswa baru STAN yang baru mendaftar STAPALA dikenal sebaga siswa.
  2. STAPALA mengadakan kegiatan Pendidikan dan Latihan mengenai materi dan teori yang akan diberikan kepada para siswa.
  3. Selain memberikan pembekalan materi STAPALA juga memberikan pembekalan kepada siswa dengan mengadakan prakktek lapangan untuk menerapkan materi-materi yang sudah diberikan.
  4. STAPALA memberikan masa bimbingan kepada siswa agar mereka dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan dan diperoleh.
  5. Untuk menjadikan siswa sebagai anggota tetap maka STAPALA melakukan Pelantikan dimana secara simbolis siswa menjadi anggota tetap STAPALA.

Kegiatan kunjungan berakhir pukul 15.00 WIB, dimana kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama antara anggota muda wanasetya dengan anggota STAPALA.

Terima kasih STAPALA!

a

          Pada hari Rabu, 6 September 2017 Anggota Muda Wanasetya melakukan kunjungan ke Dharmapala Polteknik APP yang beralamat di Jalan Timbul No. 34 Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan.  Dharmapala (Dharma Bakti Mahasiswa Pecinta Alam) adalah organisasi pecinta alam yang terdapat di kampus Politeknik Pimpinan Perusahaan. Dharmapala Politeknik APP sudah berdiri sejak 12 September 1969. Mapala ini akan genap memasuki usia ke-48 pada 12 September 2017. Kegiatan kunjungan dilakukan untuk menjalin silaturahim dan mengenal lebih dekat serta menambah relasi kekerabatan antarmapala di Tangerang Selatan. Peserta kegiatan ini di antaranya Alfan Alfarisy, Ana Ifadatun Nisa, Bhakti Fajar Firmansyah,  Khafidzo Rakhmah, Muhammad Akhadi, dan Qadri Aulia. Kantor sekretariat Dharmapala APP terdiri dari dua kantor dengan satu kator berada di dalam kampus dan satu lagi di luar kampus tidak jauh dari area kampus.

                Kegiatan kunjungan di Polteknik APP dimulai pukul 14.00 wib dan disambut oleh Bang Sadam, anggota aktif dharmapala Politeknik APP sekaligus menjabat sebagai koordinator mapala se-Jabodetabek. Saat ini, anggota aktif Dharmapala APP ada 37 orang di 3 tingkat dengan rincian:

  1. Angkatan 2014 : 11 orang,
  2. Angkatan 2015 : 6 orang,
  3. Angkatan 2016 : 20 orang

Rangkaian kegiatan tahunan Dharmapala APP:

  1. Materi kelas
  2. Diksar

Tahun 2016, Diksar dilakukan selama 3 hari di gunung dan 1 hari di villa. Setelah melewati Diksar, calon anggota beralih menjadi anggota muda dan mendapat emblem di slayer dan nomor anggota.

  1. Pendakian wajib

Pendakian wajib dilakukan untuk penyematan atribut. Tahun sebelumnya pendakian wajib dilaksanakan di Gunung Ciremai, tetapi tahun 2016 mulai dipindah ke Gunung Pangrango.

  1. Pra Dikjut (Pendidikan Lanjut)
  2. Dikjut

Dikjut dilakukan untuk memilih anggota per divisi. Divisi yang ada di Dharmapala tidak berbeda dengan yang ada di Wanasetya, yaitu Mountainering & Jungle, Rock Climbing, Caving, dan Rafting.

  1. Pengembaraan

Pengembaraan hampir sama dengan ekspedisi tetapi hanya dilakukan per divisi. Setelah melakukan pengembaraan, anggota muda harus melakukan presentasi apa yang didapatnya. Setelah pengembaraan, status anggota muda berubah menjadi anggota tetap.

 

Kegiatan berakhir pada pukul 19.00 wib yang di lanjutkan foto bersama pengurus inti Dharmapala Politeknik APP. Terima kasih Dharmapala Politeknik APP

 

Salam Lestari!
Wanasetya! HUHA!

 

 

A Journey To The Hidden Paradise

Posted: September 1, 2017 in Uncategorized

WhatsApp Image 2017-09-01 at 06.09.18

Dalam rangka Ekspedisi ke Gunung Merbabu pada 18-20 September 2017, Wanasetya membuka donasi dari taruna/i STMKG untuk kegiatan sosial di daerah sekitar pendakian (Desa Wekas & Desa Cuntel). Bentuk donasi yang akan disalurkan berupa :
– alat tulis
– buku tulis
– buku bacaan yang mendidik

Bagi yang ingin berdonasi, dapat dikumpulkan pada
📆 Jumat-Minggu, 1 s.d 10 september 2017
🏠 Pos satpam kampus STMKG

Informasi lebih lanjut :
M. Akhadi – 089672001001

Terimakasih

Salam Lestari!
Wanasetya! HUHA!

Mereka yang Mematikan Lampu

Posted: Agustus 29, 2017 in Uncategorized

Processed with VSCO with j1 preset

Kebanyakan orang sering lupa mematikan lampu setelah menggunakannya. Acap kali beberapa lampu malam menyala hingga sinarnya beradu dengan sinar mentari.

Seberapa sering kita lupa mematikan lampu?
Seberapa lama lampu tersebut menyala sia-sia?
Seberapa banyak lampu yang lupa dimatikan?

Mungkin jika dirupiahkan biaya yang terbuang mungkin tak seberapa dengan lembaran uang yang kita terima setiap bulannya. Tapi seberapa manfaatnya? Berhemat listrik sembari berperan serta dalam meminimalisir perubahan iklimdan bergaya hidup yang ramah lingkungan. Selain itu, dengan berhemat listrik, dana pemerintah dari penghematan tersebut bisa dialihkan untuk melistriki daerah yang belum berlistrik.

Yakinlah, mereka yang mematikan lampu setelah tidak menggunakannya tak akan mendapatkan gelapnya. Namun ia akan mendapatkan terangnya manfaat dari mematikan lampu.

Salam Lestari!
Wanasetya! HUHA!

1

Berbagai proses harus dihadapi seorang calon anggota untuk menjadi anggota tetap Wanasetya. Berbagai proses tersebut diharapkan dapat membentuk anggota tetap layaknya tokoh pewayangan Gatotkaca yang digembleng di kawah Candradimuka. Bertepat di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango(TNGP), Wanasetya kembali berkesempatan mengadakan kegiatan pelantikan Praanggota Wanasetya menjadi Anggota Muda Wanasetya. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 14 s.d 16 Juli 2017 dengan diikuti oleh 20 orang Praanggota Wanasetya.

Kegiatan dimulai jumat, 14 Juli 2017. Perjalanan dimulai dari STMKG pada pukul 19.30 WIB dengan melakukan perjalanan awal ke Stasiun Pondok Ranji menuju stasiun Bogor. Perjalanan selanjutnya disambung menggunakan angkutan umum untuk sampai di pos pemberangkatan di Cibodas.

Setibanya di Cibodas, perjalanan dilanjutkan ke pos pendakian TNGP dan langsung melakukan pendakian pada pukul 03.30 WIB. Tujuan pertama adalah puncak Gunung Pangrango dengan ketinggian 3019 mdpl. Sebelum sampai di puncak Gunung Pangrango, kami beristirahat sebentar di pos Kandang Badak sekitar pukul 07.30 WIB. Setelah dirasa cukup dalam melepas lelah, kami melanjutkan pendakian dan tiba di puncak Gunung Pangrango sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah itu kami langsung menuju ke Mandalawangi untuk meluruskan kaki. Mandalawangi cukup bersahabat dengan kami, kami disuguhkan pemandangan yang sangat indah berupa hamparan bunga edelweiss. Setelah dirasa cukup beristirahat, kami kembali ke puncak Pangrango untuk melakukan prosesi pelantikan Anggota Muda Wanasetya. Pelantikan dilakukan oleh ketua Wanasetya, Kak Mohamad Ma’rufbada yang dilakukan secara simbolis dengan pengalungan slayer merah kebanggaan Wanasetya.

Setelah pelantikan selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gede dengan ketinggian 2958 mdpl. Untuk menuju puncak Gunung Gede kami harus turun terlebih dahulu menuju pos Kandang Badak. Kami memulai pendakian menuju puncak Gunung Gede pada pukul 15.00 WIB. Pukul 19.00 WIB kami telah tiba di puncak Gunung Gede dan kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Alun-alun Surya Kencana untuk bermalam.

Minggu, 16 Juli 2017 pukul 08.00 WIB, kami segera berkemas untuk turun. Kami turun menuju pos Kandang Badak terlebih dahulu dan beristirahat sejenak disana, setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan menuju pos pemberangkatan awal, namun sebelumnya kami melepas penat dulu di air terjun Cibereum.

Beginilah perjalanan yang telah kami lewati dari Praanggota Wanasetya hingga menjadi Anggota Muda Wanasetya. Dengan kebersamaan dan kekeluargaan, hal yang terlihat sulit jika dilakukan sendiri akan terasa menyenangkan.

Taruna Pecinta Alam Wanasetya kembali mengadakan kegiatan pendakian massal tahun ini. Kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada 14 s.d. 16 Juli 2017. Kegiatan pendakian massal kali ini diikuti oleh 114 orang peserta yang terdiri dari 113 taruna/i dan 1 orang pembina.

Kegiatan ini bertujuan membentuk taruna dan taruni STMKG yang memiliki rasa tanggung jawab untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam dan untuk memunculkan rasa cinta terhadap lingkungan. Selain itu, dalam kegiatan ini juga dilakukan kegiatan pelantikan praanggota Wanasetya menjadi anggota muda Wanasetya.

Kegiatan dimulai pada Jumat, 14 Juli 2017 pukul 17.00 WIB dengan berkumpulnya peserta di depan Guest House untuk pengecekan barang, pembagian alat-alat kelompok, dan pengisian form sampah. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan perjalanan ke pos pendakian Gunung Putri  menggunakan 3 bus dan 1 elf. Sabtu dini hari, para peserta mulai melakukan perjalanan menuju Alun-Alun Surya Kencana. Setelah sampai di surya kencana, peserta mendirikan tenda, isoma dan dilanjutkan dengan kegiatan yang diarahkan panitia.

Kegiatan pendakian massal ini berakhir pada Minggu, 16 Juli 2017. Perjalanan pulang dilakukan dari Alun-Alun Surya Kencana ke puncak Gunung Gede dan berakhir di Cibodas. Banyak pelajaran yang didapat selama pendakian. Salah satu kesan peserta, “Menambah petualangan, menambah pengalaman, dan menambah tali silaturrahmi dengan sesama peserta serta menambah rasa cinta dengan alam”. Sampai jumpa lagi di Pendakian Massal tahun berikutnya!

gsd

Peserta Pendakian Massal Wanasetya 2017