Ekspedisi Wanasetya ke Gunung Ciremai

Posted: Mei 7, 2016 in Uncategorized

 

Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung api yang ada di Jawa Barat. Gunung ini secara administratif terletak di kabupaten Kuningan, kabupaten Majalengka dan kabupaten Jawa Barat. Meskpiun berada di tiga kabupaten, gunung ini dikelola dalam satu atap Taman Nasional Gunung Ciremai(TNGC). Gunung setinggi 3078 mdpl ini, memiliki pesona yang luar biasa. Tak heran jika banyak pendaki dari daerah Jawa Barat dan luar Jawa Barat yang berhasrat untuk menapakan kaki di atapnya.

Kali ini, Tarpala Wanasetya STMKG tak mau ketinggalan untuk menapakan kaki di puncak ciremai. Beranggotakan 11 orang, Tarpala Wanasetya melaju dari Jakarta untuk menapaki Ciremai pada tanggal 29-31 Agustus 2014 . 11 orang tersebut adalah

  1. Kak Didin (Crampon)
  2. Kak Dyah (Lencir)
  3. Anggit (Menir)
  4. Intan (Bunder)
  5. Mega (Arung)
  6. Kadek (Rengit)
  7. Tira (Rangkung)
  8. Adit (Jabog)
  9. Eko(Ringin)
  10. Randika (Picung)
  11. Henu (Luyu)

Perjalanan dimulai dari stasiun Jakarta kota dan pasar senen menuju stasiun Cirebon prujakan. Rombongan dibagi 2 dikarenakan Kak Didin dan Kak Dyah ada kuliah. Rombongan pertama terdiri dari 5 orang berangkat dari Jakarta Kota menggunakan kereta Tegal Alun. Rombongan kedua berangkat dari Pasar Senen menggunakan kereta Progo.

Selisih waktu berangkat yang cukup jauh membuat rombongan pertama mau tak mau bermalam setengah hari di stasiun Cirebon. Keesokan dini harinya rombongan kedua pun sampai. Tak mau membuang waktu, perjalanan dilanjutkan ke Kuningan. Ngomong-ngomong, Kuningan ini kampung halamannya Anggit, jadi kami tak perlu kebingungan selama berjalan di Kuningan untuk menuju Ciremai.

Terdapat berbagai jalur pendakian yang bisa dilalui para pendaki untuk mencapai puncak Ciremai.  Tiap jalur tersebut, memiliki tantangan dan karakteristik tersendiri. Jalur populer yang biasa digunakan para pendaki adalah jalur Palutungan dan Linggarjati di kabupaten Kuningan dan jalur Apuy di Kabupaten Majalengka.

Kebetulan jalur yang kami pilih adalah jalur Palutungan di kabupaten Kuningan. Jalur ini memiliki karakteristik yang bersahabat dan memiliki berbagai bonus menjelang puncak. Sebelum ke puncak, kami melakukan registrasi di Resort Cigugur terlebih dahulu. Biaya tahun 2014 yang dipatok untuk sekali mendaki adalah Rp20.000,00. Biaya tersebut sudah termasuk biaya PNBP, asuransi dan jasa pengelola jalur pendakian Ciremai.

CIMG3342

Gambar 1. Foto Bersama Sebelum Mendaki

Di awal permulaan jalur Patulungan, kami disuguhi pemandangan berupa ladang-ladang produktif milik warga di sekitar Desa Palutungan. Kebanyakan warga menanam bawang sebagai komoditas utama. Setelah melewati ladang milik warga, kami menjumpai selter yang merupakan pintu awal masuk hutan pinus. Udara yang sejuk mengiringi kami selama perjalanan di hutan ini. Di berbagai persimpangan jalan, terdapat tanda-tanda buatan dan tanda arah untuk menuju puncak Ciremai. Di beberapa persimpangan terdapat pula jalur evakuasi yang berguna manakala gunung ini “batuk”. Meskipun lama tak meletus, Gunung Ciremai termasuk gunung api strato tipe A yang dipantau aktivitasnya

Di dalam perjalanan kami menjumpai berbagai pos. Hanya di beberapa pos saja kita akan menjumpai air. Selebihnya, air tak akan kita jumpai dalam perjalanan. Maka dari itu, perlu manajemen perbakalan yang baik agar tak kehabisan bekal dalam perjalanan.

Setelah memasuki hutan pinus, kami berjumpa dengan pos Cigowong yang memiliki toilet dan bangunan sederhana untuk berteduh. Pos Cigowong berketinggian 1450 mdpl. Pos Cigowong merupakan salah stau pos yang terdapat air, selain Gowa Wallet. Setalah pos ini, berturut-turut adalah Kuta berketinggian 1575 mdpl, Pangguyangan Badak berketinggian 1800 mdpl dan Arban berketinggian 2050 mdpl. Jalanan untuk mencapai tiga pos ini cukup bersahabat akan tetapi sedikit memutar. Pendaki sangat disarankan untuk mengisi tenaga di pos Arban sebelum menghadapi berbagai bonus yang akan ditemui.

Selanjutnya pendaki akan melahap bonus pada Tanjakan Asoy. Dari nama pos tersebut sudah dapat dibayangkan betapa nikmatnya bonus yang kami dapatkan. Setelah melewati tanjakan ini, kami sampai di Pos Pesanggrahan yang berketinggian 2200 mdpl dan Pos Sanghyang Ropoh yang berketinggian 2650 mdpl. Pos Sanghyang Ropoh merupakan pos perpisahan dengan medan bertanah.

CIMG3374

Gambar 2. Medan setelah Sanghyanng Ropoh

Jalur yang kami tempuh selanjutnya dalah jalur yang didominasi batuan besar dan pasir. Jalur pendakian ini cukup sempit dan merupakan bekas aliran lava Gunung Ciremai. Menjelang sore hari, kami menjumpai Simpang Apuy yang merupakan pertemuan antara jalur Apuy dan jalur Palutungan. Untuk mengusir rasa capek, kami istirahat di persimpangan ini sembari menikmati indahnya matahari di tanah sunda.

Perjalanan kembali dilanjutkan. Setelah melewati berbagai rintangan, kami sampai di pos Gowa Wallet. Gowa Wallet merupakan bekas titik letusan gunung ciremai yang terjadi pada masa lalu. Di pos ini terdapat sumber air periodic yang hanya ada saat musim hujan. Pos Gowa Wallet sangat cocok untuk tempat camp sebelum summit attack.

Karena hari sudah malam, kami putuskan untuk bermalam di gowa wallet. Untuk mengusir rasa lapar dan dingin, kami masak perbekalan yang kami bawa. Semakin malam, rasa lelah dan kantuk mulai bersandar pada diri kami masing-masing. Untuk mengusir hal tersebut, kami mengobrol dan bermain game ringan untuk mengusirnya. Setelah dirasa cukup, kami putuskan untuk beristirahat untuk persiapan kegiatan keesokan harinya.

Pagi pun datang. Kami mulai berjalan menuju puncak ciremai. Perjalanan dari Gowa Wallet ke puncak hanya memakan waktu sekitar 30 menit. Setelah sampai puncak dilakukan prosesi penyematan oleh kak didin dan kak dyah kepada kami bersembilan. Penyematan tersbeut merupakan bagian dari tahapan proses dari anggota muda untuk menjadi anggota tetap Wanasetya.

IMG_20140830_081229

Gambar 2. Prosesi Penyematan

Setelah prosesi penyematan selesai, kami dipersilakan untuk menikmati indahnya Bumi Pasundan. Dari puncak gunung penyendiri yang terpisahkan Sesar Cilacap-Kuningan ini, kita dapat melihat gagahnya gunung Slamet, Sumbing dan Sindoro serta perbukitan yang membentang di Jawa Barat. Selain itu, kami dapat melihat kawah ganda ciremai di tepi barat dan tepi timur puncak. Kedua kawah memiliki radius yang berbeda. Kawah barat beradius 400 m, sedangkan kawah timur beradius 600 m.

Perjalanan menuju puncak Ciremai memang tidak lah mudah, namun di balik semua tantangan yang ditemui dalam perjalanan selalu memberikan pelajaran kepada kami akan pentingnya kebersamaan, tolong menolong dan kerja tim untuk mencapai suatu tujuan.  –end-

 

Tinggalkan komentar